A collection of popular fonts with descriptions and visual examples
Dikenal dengan netralitasnya, Helvetica digunakan di logo NASA hingga Toyota. Font sans-serif ini memiliki x-height besar untuk keterbacaan optimal.
Diciptakan pada 1957 oleh Max Miedinger dan Eduard Hoffmann, Helvetica menjadi simbol desain modern karena keserbagunaannya dalam menyampaikan pesan formal maupun informal.
Type: Sans-serif
Created: 1957
Designers: Max Miedinger & Eduard Hoffmann
Font serif klasik dirancang untuk koran The Times (1932). Keunggulannya terletak pada legibility di ukuran kecil.
Dirancang oleh Stanley Morison dan Victor Lardent, font ini awalnya bertujuan mengoptimalkan tata letak koran dengan menghemat ruang tanpa mengorbankan keterbacaan.
Type: Serif
Created: 1932
Designers: Stanley Morison & Victor Lardent
Alternatif Helvetica yang dikembangkan Monotype (1982). Populer di dokumen digital karena kompatibilitas lintas platform.
Didesain untuk bersaing dengan Helvetica, Arial memiliki x-height lebih tinggi dan lekukan yang lebih lunak, membuatnya lebih mudah dibaca di layar resolusi rendah.
Type: Sans-serif
Created: 1982
Designer: Monotype
Font geometris ikonik (1927) yang menginspirasi desain Bauhaus. Karya Paul Renner ini menggunakan bentuk dasar lingkaran, segitiga, dan persegi untuk menciptakan estetika futuristik.
Dipakai di logo Volkswagen, Supreme, dan film 2001: A Space Odyssey. Meski kurang nyaman untuk teks panjang, Futura tetap populer di headline dan branding mewah.
Type: Geometric Sans-serif
Created: 1927
Designer: Paul Renner
Font sans-serif humanis, menggantikan Times New Roman sebagai default Microsoft Office sejak 2007. Dirancang oleh Lucas de Groot, Calibri mengadopsi gaya lekuk bulat dan spasi terbuka untuk mengurangi kelelahan mata di layar.
Font ini menjadi simbol transisi dari era cetak ke digital, dengan optimasi ClearType untuk tampilan LCD.
Type: Humanist Sans-serif
Created: 2004
Designer: Lucas de Groot
Font kontroversial yang meniru tulisan tangan komik (1994). Didesain Vincent Connare untuk Microsoft Bob, font ini dikritik habis-habisan karena dianggap tidak profesional.
Justru banyak dipakai di pendidikan anak dan kampanye kesehatan mental. Psikolog menemukan Comic Sans meningkatkan keterbacaan bagi disleksia.
Type: Casual Script
Created: 1994
Designer: Vincent Connare
Font serif Renaissance (abad ke-16) yang masih relevan di era modern. Dinamai dari pengukir Prancis Claude Garamond, font ini memiliki serif anggun dan contrast stroke tinggi yang ideal untuk buku cetak.
Apple menggunakan varian Garamond Premier Pro di logo awalnya. Penelitian menunjukkan teks Garamond 12pt menghemat 24% tinta dibanding Times New Roman.
Type: Old-Style Serif
Created: 16th century
Designer: Claude Garamond
Font sans-serif dirancang Matthew Carter (1996) untuk keterbacaan di layar. Dengan x-height ekstra dan spasi huruf lebar, Verdana menjadi standar web sebelum era responsive design.
Dipakai Wikipedia hingga 2010, font ini optimal di resolusi bawah 100ppi. Kekurangannya: tampak "kekanakan" untuk dokumen bisnis.
Type: Humanist Sans-serif
Created: 1996
Designer: Matthew Carter
Font bergaya Mesir kuno (1982) yang sering disalahgunakan. Diciptakan Chris Costello, Papyrus populer di poster spa dan usaha kecil karena kesan "alami".
Penggunaan di logo film Avatar (2009) memicu meme internet yang mengejeknya sebagai "font malas". Desainer menyarankan menggantinya dengan font etnik yang lebih autentik.
Type: Decorative
Created: 1982
Designer: Chris Costello
Font sistem Android, menggabungkan geometris mekanis dengan kurva organik. Dikembangkan Google pada 2011, Roboto dirancang untuk antarmuka mobile dengan kepadatan informasi tinggi.
Karakteristik dualitasnya – rigid pada vertical stems namun fluid pada kurva – mencerminkan filosofi Material Design.
Type: Neo-grotesque Sans-serif
Created: 2011
Designer: Google